Friday, August 14, 2009

Teror Belum Tamat

KEBENARAN orang yang tewas dalam penggerebekan Densus 88 Antiteror di Temanggung sebagai Noordin M Top hingga kemarin masih simpang-siur. Masyarakat harus bersabar menunggu hasil tes DNA yang kabarnya baru beres dua minggu ke depan. Noordin ataupun bukan, Mabes Polri harus mengumumkan hasil tes itu secara transparan.
Noordin atau bukan yang tewas, tidak berarti menamatkan aksi terorisme yang sudah sembilan tahun ini terus terjadi di bumi Indonesia. Kita harus ingat, sel-sel jaringan teroris meruyak di mana-mana.

Mereka yang pernah ditahan dan kemudian bebas, sangat mungkin tetap mengobarkan semangat untuk berjihad versi mereka. Belum lagi bila kita menghitung pentolan Al Jamaah Al Islamiyah yang belum tertangkap hingga kini, semisal Zulkarnaen. Itu hanya berarti teror yang dilakukan kaum teroris belum tamat.

Ini tentu semakin menambah panjang daftar 'teror' yang memberondong kehidupan masyarakat kita. Harga barang kebutuhan dan sembako akan melesat setelah pemerintah mengumumkan kenaikan gaji PNS lima persen pekan lalu. Sudah menjadi cerita umum, setiap kali ada pengumuman kenaikan gaji PNS, maka harga-harga barang pun akan ikut naik tanpa diminta.

Belum lagi saat ini El Nino membuat musim jadi tak karuan. Dampaknya, petani diteror kekeringan dan terancam gagal panen. Ini berarti para petani, yang menjadi mayoritas di negeri agraris ini, bakal lebih dalam menggigit jari atas minimnya hasil jerih payah menanam padi dan tanaman lainnya.

Tengok juga kaum pengangguran yang berjuta jumlahnya setelah diterpa krisis global semakin diteror dengan kelamnya masa depan dan impian mendapatkan pekerjaan yang semakin kian diraih.

Jangan lupakan teror-teror kemewahan di televisi yang sering dipertontonkan dalam sinetron setiap jamnya. Pertunjukan tindak kekerasan, pamer kekayaan, gosip-gosip artis yang tak jelas juntrungannya, menjadi teror yang terus menerus menggerojoki otak kita, sehingga seolah-olah kita merasa hidup di negeri antah berantah.

Dan masih banyak lagi teror yang harus dilakoni masyarakat kita. Hidup akan semakin dirasakan berat di masa-masa mendatang. Namun, inilah kita, bangsa yang kuat dihantam berbagai teror kehidupan. Pengalaman dijajah berabad-abad oleh bangsa asing dan hidup di kaki rezim otoriter menunjukkan bangsa ini tetap ada dan mampu melanjutkan kehidupan ini. Bagaimanapun, kita harus yakin bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok akan jauh lebih baik dari hari ini.(*)
Sorot, dimuat di Harian Pagi Tribun Jabar edisi Selasa 11 Agustus 2009.

No comments: