Friday, January 30, 2009

Tahun Kerja Keras

PERGANTIAN waktu adalah sunnatullah, hukum alam yang tidak bisa berubah. Detak sang kala tidak mungkin dihentikan dan dikembalikan ke masa sebelumnya. Karena perjalanan dunia ini seiring seirama dengan denyut waktu ke depan. Jika pada penanggalan Masehi tahun ini masuk pada tahun 2009 dan pada perhitungan Hijriyah baru tahun 1431, penanggalan Cina jauh lebih tua. Tahun sekarang sudah masuk pada tahun 2560.

Empat belas abad lalu, Muhammad SAW menggambarkan rupa dunia itu seperti seorang nenek yang tua renta. Sekarang 14 abad kemudian, bayangkanlah bagaimana buruk rupa dunia saking sudah tuanya. Punggungnya pasti kian bongkok dan pundak yang sarat dengan beban. Kalau melihat rupa seperti itu, wajar jika dikatakan dunia kian mendekati akhir riwayatnya.


Karena itu perayaan pergantian tahun, baik Muharam, Tahun Baru Masehi, ataupun Imlek atau Tahun Baru Cina 2560 saat ini merupakan ungkapan syukur atas segala karunia yang diberikan kepada penghuni bumi ini.

Dalam perhitungan Cina, tahun 2560 bertepatan dengan shio Kerbau. Dalam perhitungan mereka pula, Kerbau digambarkan sebagai sosok perkasa, sabar, dan pekerja keras.
Kalau melihat situasi terkini, memang tahun ini tahun yang sulit. Ekor krisis global baru akan dirasakan sabetannya tahun ini. Perusahaan-perusahaan pun bakal gulung tikar. Diperkirakan 500 ribu karyawan di Jabar terancam dipecat dari pekerjaannya tahun ini. Daya beli masyarakat tak beranjak membaik. Jangan ditanya pula soal peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan yang kerap didengungkan lima tahun sekali, menjelang pesta demokrasi saja.

Kerja keras juga harus diperlihatkan para calon anggota legislatif (caleg) yang akan bertarung pada pemilihan legislatif, April mendatang. Jika pada pemilu sebelumnya, caleg bernomor urut kecil tak perlu keluar keringat untuk bisa terpilih, pemilu kali ini lain. Caleg yang punya suara terbanyak, tak peduli nomor urut berapa, yang akan melenggang ke gedung wakil rakyat.

Tak heran, perang spanduk dan baliho terjadi di mana-mana agar para caleg itu bisa dikenal sekaligus dipilih pemilih. Bertebaran tak karuan membuat estetika kota kian amburadul dan semrawut. Persaingan pun tak lagi dengan caleg partai lain, tapi juga dengan caleg sesama partai. Mereka yang betul-betul kerja keras yang akan menuai hasil, terpilih sebagai wakil rakyat.

Kerja keras sesungguhnya bagian dari etos hidup masyarakat kita. Hanya karena mitos-mitos negeri yang gemah ripah loh jinawi, segala macam bisa tumbuh dengan subur, masyakat terperosok pada mentalitas tak mau bersaing.

Karena itu, tak ada jalan lain untuk mengembalikan semangat bangsa ini, selain harus bekerja keras. Berdoa, bersyukur, bekerja keras, dan yakin bisa. Maka kita pasti akan sukses. (*)
Sorot, dimuat di Harian Pagi Tribun Jabar edisi Selasa 27 Januari 2009.

2 comments:

Anonymous said...

bozz saya pasang di 3 blog yang blogspot semua aza ya... soalnya yg wordpress lagi ga bisa diedit.

saya taruh linknya di asianherbal.blogspot.com tamasya-tamasya.blogspot.com padhepokananime.

ntar kalo sudah bisa diedit saya taruh di wordpressnya juga.

makasih yaa :)

Anonymous said...

dahysat ulasannya... MAU, MAU, MAU


salam super,
http://jejakannas.wordpress.com/