Monday, December 29, 2008

Tahun yang Lebih Baik

1430 tahun sudah jejak langkah Muhammad, nabi terakhir yang membawa risalah penyempurna agama-agama langit sebelumnya. Titik itu dimulai ketika Muhammad hijrah dari Mekah ke Madinah. Titik itu pula yang dipilih Khalifah Umar bin Khattab sebagai titik mula penanggalan tahun Islam.

Karena itu, setiap tanggal 1 bulan Muharam, umat Islam memperingati bergantinya tahun Hijriyah. Tahun yang kemudian dimodifikasi oleh Sultan Agung dari Mataram menjadi Tahun Jawa. Beragam cara untuk memuliakan awal tahun baru itu. Namun pada intinya semua berharap dan berdoa, bahwa tahun yang akan datang akan lebih baik dari tahun sebelumnya.

Seperti diketahui, makna sesungguhnya hijrah adalah perubahan. Dan perubahan adalah sebuah keniscayaan. Jika Barack Obama mengetengahkan slogan "Change, Yes We Can" dan berhasil memenangi pemilihan presiden AS, maka perubahan itu sudah didengungkan sejak 14 abad yang lalu. Ketika Muhammad membawa risalah ketauhidan, hanya menyembah Allah SWT yang satu. Tak hanya membawa perubahan dalam hal keyakinan dan ibadah saja, tapi juga perubahan dalam hal kemasyarakatan atau sosial. Sebuah revolusi, perubahan yang begitu cepat, telah berlangsung. Hanya dalam tempo 23 tahun, masyarakat Arab yang semula berada dalam keadaan jahiliyah, berhasil dibawa ke alam pencerahan lahir dan batin, dunia dan akhirat. Perubahan itu pun menyebar ke segenap penjuru dunia, menjadikan Islam sebagai keyakinan yang membawa rahmat bagi seluruh umat manusia.

Tercatat dalam sejarah, masa pascahijrah adalah masa kegemilangan pertama Islam. Di kota Madinah, terbentuk sebuah masyarakat yang plural, masyarakat yang harmonis, memiliki toleransi tinggi. Masyarakat, yang kini lebih populer disebut masyarakat madani, itulah yang diimpi-impikan terwujud di negeri ini.

Jika impian membentuk masyarakat madani itu ingin diwujudkan, maka langkah awal yang harus dilakukan adalah hijrah. Hijrah dari kondisi yang buruk menuju ke keadaan yang baik. Atau hijrah dari keadaan yang baik menuju keadaan yang lebih baik.

Jika beberapa hari lalu, Pemprov Jabar bersama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menandatangani komitmen untuk tidak korupsi atau Tekor (Teu Korupsi), itulah itikad untuk menuju yang lebih baik. Tentu tak boleh berhenti pada titik itikad saja. Harus ada tindakan nyata, bahwa korupsi benar-benar hilang dari memori bahkan niat para punggawa pemerintahan.

Bahwa pemerintahan daerah di Jabar tidak mungkin menggerus uang rakyat. Dan itu harus dibuktikan. Misalnya saja, seluruh pejabat publik harus sadar diri untuk mengumumkan harta kekayaannya setahun sekali, tanpa diminta KPK.

Hijrah pula yang menebalkan jiwa toleransi dalam hidup bermasyarakat. Toleransi, saling menyayangi di antara sesama kaum muslim dan menghormati agama lain. Bukankah masyarakat madani di zaman Muhammad begitu menghargai kaum Yahudi, selama mereka bersikap adil dan tidak berkhianat. Sebuah toleransi yang kemudian menjadi contoh, menjadi rujukan, hidup bermasyarakat dewasa ini.

Meneladani nilai-nilai yang terkandung dalam hijrah, lalu menerapkannya dalam kehidupan, itulah yang harus dilakukan saat ini. Selamat datang tahun 1430 Hijriyah. Semoga semangat perubahan, semangat berbuat kebaikan, dan bermanfaat bagi orang lain selalu mengiringi setiap langkah kita.(*)
Sorot, dimuat di Harian Pagi Tribun Jabar edisi Senin 29 Desember 2008.

1 comment:

Anonymous said...

Perubahan...

Ya itu kata yang paling penting di tahun baru ini. Semoga di tahun 2009 ini, kehidupan masyarakat kita menjadi lebih baik.

Salam kenal dan salam perubahan
Bugiakso